-->

Mawar Tanpa Duri

Tuesday, February 28, 2017

Mawar Tanpa Duri


Cerpen Karangan: Ulfa Uljanah


Mawar berjalan di antara koridor kampus, kerudungnya yang seakan menari nari tertiup terpaan angin membuatnya begitu anggun dan cantik.

“Brughhhh!!!” buku yang dibawa mawar berjatuhan karena dia tertabrak oleh seorang laki laki.

“Ehhh maaf ya maaf” gumam mawar

“Harusnya gue yang minta maaf, sini biar gue bantu” lelaki itu pun membantunya merapikan buku, sampai akhirnya semua selesai dan mereka berhadapan saling tatap

“Mawar?, gue kira siapa. lo masuk kampus ini juga?” Kata laki laki tersebut.

“Haii kamu, iya alhamdulillah aku keterima di kampus ini” balas mawar

“Syukurlah, kamu masuk fakultas mana?” Ujar laki laki tersebut

“Aku masuk fakultas psikolog sam, oh iya aku buru buru mau ke perpustakaan dulu. Duluan yaa, assalamu’alaikum” salam mawar

“Walaikum’salam” disambut salam juga oleh risam mantan kekasihnya saat di SMA.



Hari berikutnya berlalu terus menerus, mawar dan risam sering bertemu dan saling sapa.

Sampai siang itu, di kantin kampus mawar bertemu dengan risam lagi.

“Hai mawar, boleh aku duduk di sini?” Izin risam agar boleh makan bersama dengan mawar.

“Ohiyaa sam, gak papa” balas mawar dengan ramah.

Mereka pun makan siang bersama sambil mengobrol sedikit



“Kamu banyak berubah ya sekarang mawar” ucap risam yang seakan membuat mawar bingung.

“Berubah? Maksud kamu?”

“Iya, kamu berubah menjadi lebih santun dan sangat cantik dengan hijabmu itu” puji risam, namun mawar tidak mau terlihat malu atau apapun di depannya.

“Oh tidak kok, mungkin karena kita sudah lama tidak bertemu saja. Tapi, makasih ya atas pujianmu itu” balas mawar.

“Sam, maaf aku harus pulang nanti takut kesorean sampe rumah” lagi lagi mawar berusaha menghindar dari risam

“Oh iya gak papa, boleh aku antar? Rumahmu masih yang dulu kan?”

“Tidak usah sam, biar aku naik kereta saja, makasih untuk tawarannya ya” mawar berusaha menolak tawaran risam dengan lembut.

Mawar pun meninggalkan risam di kantin. Lagi lagi kerudungnya tertiup angin membuatnya terlihat anggun dan cantik.

“Aku sangat menyesal dengan apa yang aku lakukan ke kamu dulu, mawar” ujar risam saat bahu mawar sudah tak terlihat lagi.



Jam 7 malam, saat mawar sedang asyik mendengarkan lagu. Hpnya pun berdering sekejap.

“Assalamu’alaikum, mawar.” Ada whatsapp dari nomor yang tak dikenalnya.

“Waalaikum’salam, ini siapa ya?” Balasnya

“aku risam, maaf apakah aku mengganggu kegiatanmu?”

“Oh risam, tidak kok, ada apa sam? Darimana kamu dapet nomorku?”

“Baguslah kalau begitu, dari salah satu teman sekelasmu. Mawar boleh aku bertanya sesuatu?”

“Iya boleh, kenapa?” Balas mawar dengan sedikit penasaran

“Apa kamu masih mencintaiku? Apa masih ada rasa/ruang untukku di hatimu? Maaf jika aku lancang” balas risam yang sedikit membuat mawar kaget.

“Hah? Kenapa kamu bertanya begitu?” Balasnya kebingungan.

“Aku tak tau kenapa, sejak bertemu kamu lagi aku merasakan bahwa aku mencintaimu lagi, mawar” mawar kaget melihat balas risam.

“Maaf sam, aku masih banyak tugas dan tak bisa berlama lama bermain gadget, wassalamu’alaikum” mawar memutuskan untuk mengakhiri chatnya malam itu, dan membuat risam sedikit kecewa.

“Ini salahku, harusnya dulu aku tak menyia nyiakanmu mawar.” Dengan penuh penyesalan dalam hatinya risam berkata seperti itu.







“Ping!!”

“Risam”

“Risam”

“Kamu sedang apa?”

“Aku kangen kamu risam”

“Apa kamu sudah makan?”

“Kamu tidak lupa solat kan?”

“Kamu sibuk ya? Kalo udah gak sibuk kabarin aku ya”

“Aku menyayangimu risam”

Handphone risam terus bunyi dan bergetar, membuat risam sedikit merasa terganggu.

“Mawar? Alah bawel banget sih cewek ini, membuatku pusing saja setiap hari” risam menghiraukan pesan pesan dari mawar, dia malah asyik chatting dengan wanita lain ‘karin’.


Berjam jam mawar menunggu risam membalas, tetapi tak kunjung 1 pesan pun ia dapat dari risam.

“Mungkin dia sibuk latihan, lebih baik aku solat dan mendoakannya”

Dengan penuh hati dan kesabaran mawar selalu berfikir positif dengan apa yang risam lakukan di luar sana, dia tidak pernah lupa mendoakan dan menyebut nama risam disetiap doanya.


setengah jam setelah mawar solat, dia kembali mengecek hpnya.

Ternyata ada beberapa pesan dari risam.

“Hi sayang, maaf ya aku baru bales wa kamu, tadi aku latihan lumayan lama ”

Singkat namun membuat mawar sangat senang.

“Iyaa, gak papa kok, kamu sudah solat dan makan?” Balas mawar.

“Sudah kok, kamu juga jangan lupa solat dan makan ya, aku mau latihan lagi”. Balas risam yang membuat mawar lebih bahagia lagi.

“Iyaa semangat ya risam, aku menyayangimu”. Balas mawar.


Mawar tidak pernah tahu jika risam dekat dengan wanita lain yaitu karin, yang dia tau risam selalu latihan, latihan dan latihan memanah. Padahal risam selalu berbohong, dan saat ia balas pesan mawar dia sedang jalan berdua dengan wanita dekatnya itu ‘karin’.


“Siapa sih? Udah dong chatnya” ujar karin yang ada di sebelah risam di salah satu restoran.

“Iya iya ini udah kok, aku lagi cek grup kelas aja”

“Apaan si, aku gak suka ya risam kalo kamu kaya gitu kalo lagi sama aku kamu gak boleh main hp atau apapun! Cukup denganku saja!” Karin bicara dengan nada ketus

“Iya sayang iyaaa” balas risam.

Disaat risam sedang bersama dengan wanitanya itu, di rumah mawar sedang solat dan terus mendoakan kesehatan serta keselamatan risam.

“Ya allah, aku mencintainya jaga dia untukku tuntun dia ke jalanmu, lindungilah dia berserta seluruh keluarganya yang sangat aku sayang. Amiinn” selesai doa, mawar langsung menghubungi risam.

“Hai, kamu di mana sekarang? Jangan lupa solat dan makan. Jangan pulang terlalu malam ya”

risam yang melihat pesan itu sedikit kesal, “Apa sih ni cewek ya, bawel banget nasehatin ngelarang gua terus” ucapnya.

Hari berlalu terus menerus seperti itu.

Sampai akhirnya tanggal 18 februari risam ulang tahun dan mawar hendak memberikan suprise. Dia telah merangkai sebuah foto di dalam album nan indah, dan memberikan 1 buah syal rajut buatannya sendiri.

“Semoga risam menyukai ini” gumamnya.

Sesampainya di rumah risam, mawar merapikan baju dan rambutnya agar terlihat sempurna di depan risam.

Namun hal yang tak diduga pun terjadi, sepasang bola mata mawar yang coklat itu berkaca kaca seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Risam mencium seorang wanita dan memeluknya sambil berkata “makasih sayang atas kadonya”.

“Siapa wanita itu? Kenapa risam tega berbuat ini kepadaku? Apa salahku?” Ucap mawar di dalam lubuk hatinya yang sudah terluka.

“Brugh!!!” Album foto yang dia bawa terjatuh dan membuat risan serta karin menyadari kedatangannya.

“Mawar, sejak kapan kamu di situ?” Ucap risam dengan kagetnya melihat mawar yang ada di depan pintu.

Mawar yang sudah tak sanggup berkata apa apa lagi langsung pergi meninggalkan rumah risam dengan hati yang telah hancur.

“Mawar tunggu!” Risam berusaha mengejarnya namun ditahan oleh karin.

“Udahlah ngapain dikejar sih” risam pun menurut saja pada karin.Mawar berlari, terus berlari di antara tetesan air hujan. Semuanya terasa berantakan di fikirannya, risam yang sangat dicintainya ternyata mengkhianatinya.

“Aku benci hujan! Aku benci! Aku benci risam, apa salahku oh tuhan? Apa dosaku? Mengapa cinta ini begitu sakit? Apa salahku risam? Aku sangat mencintaimu.” Mawar berteriak meluapkan semua kekecewaannya di antara derasnya hujan.

Selang beberapa hari setelah kejadian itu, mawar memutuskan untuk menghubungi risam.

“Risam, terimakasih telah memperkenalkanku dengan cinta yang begitu sakit. Terimakasih telah menjadi penyembuh untuk sementara walau akhirnya kamu yang melukai lagi, terimakasih telah menjadi patah hati terbaikku di masa SMA ku ini.” Pesan terakhir yang risam terima.

Beberapa bulan kemudian, mawar memutuskan untuk berhijab, mengubah dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun hal yang tak diduga terjadi. Risam kecelakaan, saat mawar menjenguk keadaan risam kritis, dia banyak kehabisan darah.

“Kak, risam kenapa?” Tanya mawar kepada salah satu kakak risam yang ada di ruang itu.

“Dia tertabrak mobil, saat hendak menyelamatkan karin, mawar” jawab kaka risam.

“Lalu, di mana karin sekarang?” Tanya mawar.

“Dia pergi, dia takut disalahkan atas semua ini” jawab kakak risam

“Mawar, risam sekarat, boleh kakak minta tolong ke kamu?” Ujar kaka risam

“Minta tolong apa kak?”

“Tolong, donorkan darahmu untuk risam, golongan darah kalian sama. Kakak tidak bisa menolong risam karena kakak memiliki riwayat anemia mawar” pinta kakak risam pada mawar.

“Baiklah kak, aku akan memberikan darahku untuk risam”

Beberapa minggu kemudian, risam sembuh dan dapat kembali beraktifitas dengan baik dia tak tau kalau ternyata mawar yang telah mendonorkan darahnya untuk risam.

“Karinnn.. Karinnn”

Risam melambaikan tangan ke karin saat ia berada di salah satu mall hendak melihat lihat sepatu. Namun karin seperti pura pura tak mendengar, dan dengan kedua bola matanya risam melihat seorang laki laki dan merangkul karin dengan mesra.

“Kenapa kamu tega karin, setelah semua yang aku lakukan untukmu” ucapnya dalam hati.

Setahun kemudian, risam masuk ke universitas ternama di depok. Mengambil jurusan antropologi. Sementara mawar, masih butuh waktu 2 tahun untuk masuk ke universitas. Risam selalu mengingat mawar, namun mawar sudah tak dapat dihubungi lagi.

“Mungkin dia sudah membenciku” gumamnya

Esoknyaa risam bertemu mawar di taman kampus setelah semalam risam berusaha berbicara dengan mawar lewat whatsapp.

“Mawar tunggu,” teriak risam

Mawar pun berhenti, karena ingin menghargai risam.

“Iya risam kenapa?” Ujar mawar.

“Mawar aku harus berbicara serius denganmu.”

“Bicaralah waktuku tak banyak” ucap mawar.

“Aku minta maaf dengan kejadian 3 tahun lalu, ternyata karin tak sebaik dirimu. aku keliru mawar maafkan aku. Aku juga tau kalau ternyata kamu yang menyelamatkanku dengan mendonorkan darahmu untukku. Terimakasih banyak mawar, maukah kita kembali seperti dulu lagi?” Ucap risam dengan tampang sedikit memelas.

“Sudah kewajibanku untuk menolong sesama risam, tapi maaf aku tak bisa lagi. Kamu pasti akan menemukan wanita yang baik suatu saat nanti, hargai dia, kamu harus dapat membedakan mana yang mati matian bawel melarangmu untuk hal baik, dan mana perempuan yang melarangmu untuk hal yang semata-mata hanya demi dirinya sendiri saja. Kamu hanya perlu menyadari siapa yang benar benar mencintaimu risam. Aku yakin kamu akan menemukan cintamu lagi. bukan aku, atau bisa saja kita berjodoh jika tuhan yang menghendaki. Tapi untuk saat ini maaf sekali aku tidak dapat memikirkan tentang cinta, aku harus fokus lulus dengan nilai baik agar aku sukses dan dapat membahagiakan orangtuaku risam.” Ucap mawar berusaha menjelaskan

Dengan hati lapang risam membalas. “Baiklah, kuhargai jawabanmu itu. Terimakasih banyak mawar, kamu wanita yang sangat baik yang pernah aku kenal. Semoga saja aku dapat bersamamu lagi nantinya”

Beberapa langkah saat mereka bersama meninggalkan taman kampus senja itu

“Selamat berjuang di jalan masing-masing, semoga suatu hari nanti jalan kita bersilangan. mungkin hanya sekedar bertegur sapa atau bahkan mengikat janji untuk dapat bersama lagi” Ucap mawar dalam hatinya


Mereka berdua pun pergi berlawanan arah, namun siapa yang tahu nantinya mereka akan bersatu lagi atau tidak? Kita tunggu saja waktunya.


Cerpen Karangan: Ulfa Uljanah

Facebook: Ulfa Uljannah